Aliran
historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi
terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor
aliran historis antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno
Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow
Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 - 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga).
Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah sebagai berikut :
- Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
- Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
- Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan.
- Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
Teori pertumbuhan ekonomi Karl Bucher (1847 - 1930)
Tahap Perekonomian menurut Karu Bucher dapat dibagi menjadi 4
- Rumah tangga tertutup
- Rumah tangga kota
- Rumah tangga bangsa
- Rumah tangga dunia
Teori pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand
Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:
- masa tukar-menukar secara barter
- masa tukar-menukar dengan uang
- masa tukar-menukar dengan kredit
Teori pertumbuhan ekonomi Werner sombart (1863 - 1947)
- Prakapitalisme (Varkapitalisme)
- Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme)
- Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus)
- Zaman kapitalis akhir (spetkapitalismus)
Teori pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow (1916 - 1979)
- Masyakart tradisional (Teh Traditional Society)
- Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off)
- Lepas landas (cake off)
- Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic)
- Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Teori pertumbuhan ekonomi klasik
Menurut
pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang
modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang
digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan
kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak
mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi
klasik yang baru diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan
perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori
tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik
dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi
marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi
apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal
akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan
pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib)
Teori Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan :
- Pertumbuhan penduduk
- Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini.
- sumber-sumber alam
- tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
- jumlah persediaan
Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut
David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga
menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga
kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil
produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan
seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu,
dua, empat , delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat
perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.
Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik
Teori
pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu
dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh
Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan
faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan
dengan persamaan:
AY = f (AK,AL,AT)
Dimana :
AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
AK adalah tingkat pertumbuhan modal
AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
At adalah tingkat pertumbuhan teknologi
Analisis
solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan
seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan
kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan
ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor
yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran
dan kepakaran tenaga kerja.
Teori pertumbuhan ekonomi Robert Sollow
Rober
Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di
bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan
perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja
dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod dan Domar
RF.
Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan
domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC)
dan produktivitas tenaga kerja.
Teori pertumbuhan ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut
J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya
proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi
produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi,
tidak ada pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar